Yayasan Geutanyoe Kembali Lakukan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Panglima Laot
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Yayasan Geutanyoe melakukan kegiatan peningkatan kapasitas bagi panglima laot, perwakilan nelayan dan instansi terkait. Kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas kelembagaan ini dilaksanakan guna meningkatkan kemampuan panglima laot dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan hukum adat laot serta aturan hukum nasional maupun aturan international.
Secara sederhana sesuai dengan hukum adat laot fungsi panglima laot adalah “melaksanakan dan melestarikan pelaksanaan hukum adat di laut, menyelesaikan sengketa persilisahan antara nelayan sesuai dengan ketentuan hukum adat laut dan membantu pemerintah dalam bidang perikanan dan kelautan laut.
Kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas kelembagaan ini dilakukan selama 3 hari yang dipusatkan di Hotel Diana Banda Aceh dari tanggal 18 s/d 20 Januari 2024.
Adapun peserta perwakilan panglima laot, perwakilan nelayan dari 5 kabupaten Kota yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Bireun, Aceh Utara dan Aceh Timur, TNI AL, Polisi, BPBD, PMI. Kegiatan pelatihan dibagi dalam 2 materi besar yaitu peningkatan kemampuan melakukan pertolongan laut dan juga peningkatan kapasitas kelembagaan panglima Laot.
Adapun pemateri dari kegiatan pelatihan SAR laut adalah dari BASARNAS kantor Banda Aceh dan dari POLAIRUD, dengan harapan setelah pelatihan ini peserta mampu melakukan tindakan pertolongan pertama bagi yang mengalami kecelakaan laut sesuai dengan prosedur yang baik dan benar, mampu melakukan koordinasi dengan para pihak untuk memanimalisir dampak dari satu peristiwa laka laut. Sedangkan untuk penguatan kelembagaan panglima laot, disampaikan oleh Panglima Laot Aceh.
Menurut Ketua Yayasan Geutanyoe Al Fadhil, dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas kelembagaan ini merupakan bagian dari kerjasama yang telah terjalin sangat baik selama ini antara Yayasan Geutanyoe dengan Panglima Laot dan juga wadah silaturrahmi serta upaya peningkatan kapasitas panglima laot dengan saling berbagi pengalaman, masukan serta diskusi untuk menjalankan perannya dengan baik sebagai garda terdepan dilaut.
Secara geografis Aceh berada di garis Pantai samudera Hindia sebagai jalur tersibuk pelayaran international maka sudah seyogyanya para panglima laot memiliki kemampuan mumpuni untuk memastikan daerah laut aceh aman dari berbagai macam bentuk ancaman, bahaya dan juga memberikan rasa aman bagi para nelayan yang sedang melakukan aktivitas dilaut. Selanjutnya apabila terjadi peristiwa kecelakaan dilaut para nelayan memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan evakuasi dan pertolongan.
Dalam materi pelatihan juga ada materi simulasi bencana untuk mengukur kemampuan dan kapasitas panglima laot dalam menangani potensi terjadi sesuatu peristiwa. Selanjutnya perlu disepakati bersama jalur koordinasi yang baik dan jelas antar instansi sehingga tidak terjadi overlapping dalam pelaksanaan aksi sehingga lebih tidak efektif dan efesien.
Panglima laot Aceh, Miftachuddin Cut Adek dalam pemaparannya menjelaskan Sejarah lahirnya panglima laot, dasar hukum serta tantangan yang dihadapi panglima laot saat ini.
Secara kelembagaan panglima laot perlu terus memperkuat diri, menghadapi berbagai macam tantangan dan potensi peristwa, disamping itu secara organisasi panglima laot perlu legitimasi hukum sehingga bisa menyesuaikan dengan tupoksi selain itu faktor fasilitas pendukung dan kemampuan secara pendanaan bagi panglima laot untuk bisa lebih berdaya dan jaya dilaut. (**)