Tantangan dalam Pembangunan Jalan Dua Jalur di Kabupaten Pidie Jaya
Foto : Penampakan Simpang 4 Jalan Layang Pidie Jaya, Meureudu | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Penulis Rachmawati, Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Unimal
Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan, merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Di Kabupaten Pidie Jaya, rencana pembangunan jalan dua jalur telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun proyek ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mempercepat mobilitas barang dan orang, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Dalam esai ini, akan dibahas secara mendalam tantangan-tantangan tersebut, serta dampaknya terhadap masyarakat dan perekonomian daerah.
Salah satu tantangan utama dalam pembangunan jalan dua jalur di Pidie Jaya adalah masalah pembebasan lahan. Menurut data yang diperoleh dari portal berita iNews, proses pembebasan lahan sering kali menemui kendala karena adanya konflik antara pemerintah dan pemilik lahan. Banyak pemilik lahan yang menuntut ganti rugi yang lebih tinggi dari yang ditawarkan pemerintah. Sebagai contoh, dalam kasus pembangunan jalan di daerah lain di Aceh, seperti di Aceh Besar, konflik serupa telah menghambat proyek selama bertahun-tahun (iNews, 2023). Jika masalah ini tidak diselesaikan, pembangunan jalan dua jalur di Pidie Jaya bisa terhambat, yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.
Selain masalah pembebasan lahan, infrastruktur pendukung yang belum memadai juga menjadi tantangan dalam pembangunan jalan dua jalur. Jalan yang akan dibangun harus didukung oleh jembatan, drainase, dan fasilitas lainnya yang memadai. Menurut data dari Habapublik, pembangunan jalan dua jalur di Pidie Jaya dijadwalkan dimulai pada tahun 2026, namun tanpa adanya infrastruktur pendukung yang baik, proyek ini berisiko gagal (Habapublik, 2025). Misalnya, di beberapa daerah lain yang telah mengalami pembangunan jalan, kurangnya perhatian terhadap infrastruktur pendukung sering kali menyebabkan kerusakan jalan yang lebih cepat dan meningkatkan biaya pemeliharaan.
Pendanaan juga menjadi tantangan besar dalam pembangunan jalan dua jalur. Pemerintah daerah sering kali terbatas dalam anggaran, dan proyek besar seperti pembangunan jalan memerlukan investasi yang cukup besar. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik, anggaran infrastruktur di Aceh mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, yang dapat mempengaruhi kemampuan pemerintah untuk membiayai proyek ini (BPS Aceh, 2023). Tanpa dukungan finansial yang memadai, proyek ini bisa terancam tidak terlaksana atau mengalami keterlambatan yang signifikan.
Dampak lingkungan dari pembangunan jalan juga harus menjadi perhatian serius. Pembangunan jalan dua jalur dapat menyebabkan deforestasi, pencemaran, dan dampak negatif lainnya terhadap ekosistem lokal. Sebuah studi oleh WWF menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di daerah hutan sering kali mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan gangguan terhadap habitat alami. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melakukan studi dampak lingkungan yang komprehensif sebelum memulai proyek ini, guna meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.
Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan juga menjadi tantangan penting. Banyak masyarakat yang tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga mereka merasa tidak memiliki suara dalam proyek yang akan berdampak pada kehidupan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa proyek infrastruktur yang melibatkan masyarakat cenderung lebih sukses dan berkelanjutan . Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam setiap tahap proyek, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, agar mereka merasa memiliki proyek ini dan mendukungnya.
Pembangunan jalan dua jalur di Kabupaten Pidie Jaya memiliki potensi besar untuk meningkatkan konektivitas dan perekonomian daerah. Namun, tantangan-tantangan yang ada, seperti masalah pembebasan lahan, infrastruktur pendukung yang belum memadai, pendanaan, dampak lingkungan, dan partisipasi masyarakat, harus diatasi dengan serius. Jika pemerintah dapat mengelola tantangan-tantangan ini dengan baik, maka proyek ini tidak hanya akan membawa manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Pidie Jaya. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Sejumlah Referensi yang digunakan penulis yaitu,
iNews. (2023). HRD Pantau Titik Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Dua Jalur di Pidie Jaya, Aceh. Diakses dari https://portalaceh.inews.id/read/607415/hrd-pantau-titik-lokasi-rencana-pembangunan-jalan-dua-jalur-di-pidie-jaya-aceh
Habapublik. (2025). Jalan Dua Jalur di Pidie Jaya Akan Dibangun Mulai Tahun 2026. Diakses dari https://habapublik.com/2025/06/12/jalan-dua-jalur-di-pidie-jaya-akan-dibangun-mulai-tahun-2026/
Badan Pusat Statistik. (2023). Laporan Statistik Infrastruktur Aceh.
WWF. (2022). Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Keanekaragaman Hayati.
World Bank. (2021). The Importance of Community Participation in Infrastructure Projects. (Adv)