09 Juni 2025
Opini

Pimpinan, Hati-Hati! Banyak Penjilat di Sekitar Anda

Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS

OPINI - Dalam birokrasi pemerintahan, salah satu tantangan terbesar bagi seorang pemimpin bukan hanya menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi juga bagaimana ia menghadapi lingkungan di sekelilingnya. Banyak pemimpin yang jatuh bukan karena serangan dari lawan politik atau kebijakan yang buruk, tetapi karena mereka dikelilingi oleh para penjilat dan pemuji yang hanya ingin memuluskan kepentingan pribadi mereka.

Fenomena ini semakin marak terjadi di berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari pusat hingga daerah. Para penjilat dan pemuji ini sering kali bukanlah orang-orang yang kompeten atau memiliki dedikasi tinggi terhadap kepentingan publik, melainkan mereka yang hanya ingin mempertahankan posisi, memperoleh keuntungan materi, atau mendapatkan promosi dengan cara yang tidak sehat.

Bahaya Dikelilingi oleh Penjilat dan Pemuji

Informasi yang Disampaikan Tidak Objektif

Pejabat yang dikelilingi oleh penjilat sering kali hanya menerima laporan yang bagus-bagus saja. Realitas di lapangan yang sebenarnya buruk ditutupi agar pemimpin tetap merasa puas. Akibatnya, kebijakan yang diambil bisa tidak tepat karena didasarkan pada informasi yang tidak akurat.

Kebijakan yang Tidak Berpihak pada Rakyat

Karena lebih banyak mendengar orang-orang yang hanya mencari keuntungan pribadi, pemimpin cenderung mengabaikan kebutuhan masyarakat. Banyak kebijakan yang lebih menguntungkan segelintir elite dibandingkan memberikan manfaat bagi rakyat luas.

Terjebak dalam Pencitraan Semu

Para penjilat akan selalu membangun citra seolah-olah pemerintahan berjalan baik dan pemimpin telah melakukan banyak hal hebat. Mereka mengatur berita di media, mengelola citra di media sosial, dan menampilkan laporan penuh prestasi yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Akibatnya, pemimpin bisa kehilangan kontak dengan realitas sebenarnya.

Korupsi dan Nepotisme Semakin Merajalela

Dalam lingkungan yang penuh dengan penjilat, praktik korupsi dan nepotisme menjadi lebih mudah berkembang. Orang-orang yang dekat dengan pemimpin memanfaatkan kedekatan tersebut untuk mendapatkan proyek, jabatan, atau keuntungan lainnya, sementara pegawai yang jujur dan bekerja dengan baik malah tersingkir.

Peringatan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Islam telah memperingatkan bahaya dari orang-orang yang hanya berbicara manis tetapi memiliki niat buruk. Allah SWT berfirman:

"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan ia bersaksi kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras." (QS. Al-Baqarah: 204).

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Jika kalian melihat ada orang yang suka memuji-muji orang lain, maka taburkanlah tanah ke wajahnya." (HR. Muslim No. 3002).

Hadis ini menunjukkan bahwa pujian yang berlebihan adalah sesuatu yang berbahaya, baik bagi pemimpin yang menerimanya maupun bagi pemuji itu sendiri.

Belajar dari Sejarah: Pemimpin yang Jatuh Karena Dikelilingi Penjilat

Jatuhnya Orde Baru di Indonesia

Presiden Soeharto selama lebih dari 30 tahun dikelilingi oleh para pejabat yang hanya memujinya. Mereka selalu memberikan laporan baik, meskipun kondisi ekonomi dan politik di lapangan sudah sangat buruk. Akibatnya, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1997-1998, Soeharto tidak siap menghadapi kenyataan. Akhirnya, ia harus mengundurkan diri di tengah gelombang protes rakyat yang besar.

Korupsi Pejabat Daerah yang Terungkap Setelah Bertahun-Tahun

Di banyak daerah di Indonesia, ada kasus di mana bupati atau wali kota tampak berprestasi di awal masa jabatan, tetapi di akhir periode mereka tersandung kasus korupsi. Hal ini terjadi karena mereka dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mengatakan bahwa mereka sukses, sementara praktik korupsi dibiarkan merajalela.

Kejatuhan Dinasti Politik di Aceh

Di beberapa kabupaten di Aceh, ada pemimpin daerah yang awalnya sangat kuat karena citra yang dibangun oleh orang-orang di sekelilingnya. Namun, ketika rakyat sadar bahwa banyak janji yang tidak ditepati, mereka pun tersingkir dari kekuasaan dalam pemilu berikutnya.

Bagaimana Seorang Pemimpin Bisa Menghindari Penjilat?

Buka Ruang Kritik yang Jujur
Pemimpin yang baik harus memastikan bahwa ia memiliki tim yang berani menyampaikan kebenaran, meskipun pahit. Jangan hanya mendengar laporan dari bawahan yang selalu setuju dengan keputusan Anda.


Turun Langsung ke Lapangan
Jangan hanya percaya pada laporan dari staf atau pejabat yang berada di sekitar Anda. Lihat dan dengar sendiri apa yang terjadi di masyarakat.

Jangan Terlalu Percaya pada Pujian Berlebihan
Jika ada orang yang selalu memuji tanpa pernah memberikan kritik, itu pertanda bahwa mereka mungkin hanya ingin mencari keuntungan pribadi.

Berikan Kesempatan bagi Orang yang Kompeten
Jangan hanya mengandalkan orang-orang yang dekat secara politik atau pribadi, tetapi pilihlah orang-orang yang benar-benar memiliki kapasitas untuk bekerja dengan baik.

Belajar dari Pemimpin yang Adil
Khalifah Umar bin Khattab r.a. adalah contoh pemimpin yang selalu membuka diri terhadap kritik. Ia pernah berkata:

"Tidak ada kebaikan dalam diri kalian jika kalian tidak menyampaikan nasihat kepada kami, dan tidak ada kebaikan dalam diri kami jika kami tidak menerima nasihat dari kalian."

Jangan Terjebak dalam Lingkaran Penjilat!

Seorang pemimpin yang ingin berhasil harus berani menghadapi kritik dan menyingkirkan orang-orang di sekelilingnya yang hanya mencari keuntungan pribadi. Jangan sampai hanya mendengar laporan-laporan yang sudah "dipoles", sementara kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a.:

"Orang yang paling dibenci di sisi Allah adalah pemimpin yang zalim dan tidak menerima nasihat."

Maka, wahai para pemimpin di pemerintahan, berhati-hatilah! Jangan sampai Anda dikelilingi oleh penjilat yang hanya ingin memanfaatkan jabatan Anda. Dengarkan kritik, perbaiki kebijakan, dan jadilah pemimpin yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan hanya untuk kelompok tertentu yang pandai menjilat.

Penulis : Tgk. Mulyadi
Tokoh Masyrakat Pidie Jaya