26 Juli 2025
Opini

Peran Aktif Pemerintah Kunci Mewujudkan Generasi Unggul Menuju Pidie Jaya Emas 2045

Oleh: Fajrillah, S.Pd.I, M.Ed.,PhD (Cand)
Guru SLBN Pidie Jaya, Pemerhati Pendidikan dan Sosial, Pengurus Pemuda ICMI Provinsi Aceh

OPINI - Indonesia sebagai negara pluralistik menghadapi tantangan besar dalam menyatukan keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Dalam konteks ini, pendidikan memegang peran kunci sebagai alat pemersatu dan pembentuk karakter bangsa. Dunia pendidikan dituntut untuk melahirkan insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara sosial dan emosional sehingga siap menghadapi dinamika zaman tanpa kehilangan jati diri kebangsaan.

Pendidikan tidak lagi bisa dipahami secara konvensional. Di era globalisasi dan teknologi digital yang kian pesat, semua pihak khususnya pemerintah daerah dituntut berperan aktif dalam menyiapkan generasi unggul. Konsolidasi nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang digelar pada 29 April 2025 menjadi momentum penting dalam merumuskan arah kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkualitas.

Bagi Kabupaten Pidie Jaya, visi menuju Generasi Emas 2045 bukan sekadar mimpi. Ini adalah tanggung jawab kolektif, terutama pemerintah sebagai penggerak utama pembangunan. Pemerintah daerah harus memastikan implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) berjalan maksimal serta mendukung penuh transformasi kurikulum dan peningkatan kualitas guru.

Guru sebagai garda terdepan pendidikan memiliki posisi strategis. Namun, tidak sedikit yang tertinggal jauh dalam mengakses dan menguasai perkembangan teknologi informasi yang justru sudah dikuasai oleh para muridnya. Kesenjangan ini menjadi alarm bagi semua pihak. Oleh karena itu, penting adanya budaya sekolah yang positif dan mendukung pengembangan kompetensi seluruh unsur dari siswa, guru, dan sistem pendukung.

Dua hal krusial yang harus digarap serius oleh pemerintah Pidie Jaya adalah inovasi kurikulum dan profesionalisme guru. Keduanya tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Kurikulum, sebaik apapun konsepnya, akan gagal bila tidak didukung oleh guru yang profesional. Guru yang kompeten mampu menerjemahkan visi kurikulum menjadi pembelajaran yang inspiratif dan bermakna di dalam kelas.

Upaya mencetak generasi emas tidak bisa hanya bersandar pada sistem, tetapi juga memerlukan keberpihakan nyata pemerintah. Kebijakan pendidikan harus menyentuh akar persoalan  mulai dari pemerataan akses, kualitas guru, penguatan literasi, hingga pengelolaan pendidikan yang transparan dan akuntabel.

Pada akhirnya, pendidikan dan kesejahteraan adalah dua sisi mata uang yang saling mendukung. Meningkatnya mutu pendidikan akan berimbas pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera akan lebih siap mendukung kemajuan pendidikan.

Guna mewujudkan generasi Emas Pidie Jaya di tahun 2045 ini adalah proyek besar yang tidak bisa ditunda dan berjalan dengan sendirinya. Dibutuhkan kolaborasi yang utuh antara pemerintah, tenaga pendidik, masyarakat dan pemangku kepentingan. Mari bergerak bersama, dari hari ini, untuk Pidie Jaya Emas dan masa depan yang gemilang.