Nasib Relawan SAR Pidie Jaya, Mereka Rela Patungan Untuk Beli Nasi Bungkus dan Teh Manis Saat Pencarian Korban
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Operasi pencarian korban Riyan Hidayat (18) asal Medan Sumatera Utara yang hilang hanyut diseret arus ombak laut di Pantai Manohara, Meureudu, Pidie Jaya memasuki hari kedua. Namun hasilnya belum diketemukan juga.
Tim SAR dan sejumlah relawan yang tergabung dalam tim gabungan sudah bekerja maksimal sesuai dengan kemmpuan mereka masing-masing. Sepertiya mereka relawan sejati, bekerja tanpa pamrih dan tidak mengharap imbalan, bahkan usai melakukan pencarian mereka untuk makan dan minum saja harus menggunakan biaya sendiri. Katanya SAR Pidie Jaya tanpa anggaran untuk operasional.
Miris, pahlawan kemanusiaan ini bekerja dengan penuh keringat dan peluh, namun untuk memenuhi kebutuhan perut dilapangan saja mereka terpaksa harus patungan.
Walau nasi bungkus dan segelas teh manis hasil patungan sesama relawan, namun mereka terus bekerja ekstra tanpa mengenal lelah mencari korban hilang yang terseret arus itu.
Hari ini sudah memasuki hari kedua, selain medan yang ekstrem mereka bertarung menorobos ombak besar menyisir laut pantai manohara dari ujung barat sampai ke ujung timur.
Mulai dari Kuala Meureudu, Trienggadeng bahkan sampai ke Kuala Jangka Buya. Tanpa lelah mereka terus menyisir dan mencari namun belum juga diketemukan.
Hawa panas dan terik matahari begitu menyengat, namun tak menyurutkan semangat juang mereka untuk mencari korban, walau katanya pencarian itu tanpa anggaran. Tak ada alokasi dan plot anggaran, kata salah seorang relawan saat diwawancari media ini, Jumat (15/7).
Jumat pagi, 15 Juli 2022 Puluhan relawan yang tergabung dalam tim operasi pencarian dan pertolongan Riyan Hidayat di Pantai Manohara Meunasah Balek, Meureudu, Pidie Jaya itu bersiap-bersiap menuju Kuala Meureudu melanjutkan pencarian korban.
Satu jam operasi itu digencarkan satu unit Rubber Boat milik SAR Pidie Jaya tenggelam dihempas ombak kencang, tiga pahlawan kemanusian itu juga ikut terhempas dibalut ombak besar. Nyaris saja mereka tak bisa menyelamatkan diri karena terjepit Rubber Boat dibawah derasnya ombak laut. Namun berkat pertolongan yang Maha Kuasa mereka terselamatkan dibantu relawan lainnya dengan melemparkan ban yang terikat tali.
Ketiganya terselamatkan, namun nyaris saja kepala mereka terbentur batu pemecah ombak kuala meureudu dihempas gelombang besar saat mereka menggapai daratan penyelamatan diri.
Ombak laut tak mengenal tim pencari, ganasnya ombak pantai Manohara nyaris saja menggulung pahlawan kemanusian yang sedang melakukan tugas mulia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie Jaya yang katanya Ketua SAR Pidie Jaya tak nampak dilokasi, walau sudah dua hari relawan berkerja melakukan pencarian di beberapa lokasi menyisir laut meureudu, trienggadeng dan jangka buya.
Relewan bekerja tanpa pamrih, tulus dan iklhas tanpa mengharap imbalan, namun mereka berharap dan meminta Pemkab Pidie Jaya kedepan untuk mengalokasikan sedikit anggaran untuk operasional di lapangan.
Walau kami tak digaji, janganlah kami harus patungan untuk beli nasi dan teh manis dilapangan, pungkas salah seorang relawan yang tak ingin disebutkan namanya, yang sudah kian tahun mengabdi sebagai relawan SAR Pidie Jaya. (**)