Kuneng Moto PU, Ijo Moto Tentra: Komedi Jalanan Versi Pawang Beurandeh & Polem Beuransah
PROHCAKRA - Suasana warung kopi disebuah desa, meja kayu bergetar tiap kali Bus dan dum truk lewat. Pawang Beurandeh & Polem Beuransah duduk manis sambil nyeruput kopi hitam pancong, mengamati si agen mobil yang tidak bisa baca tulis, namun tidak buta warna, lagi standby di pinggir jalan raya Banda Aceh - Medan.
Pawang Beurandeh: “Poleem, coba lihat itu… dum truk warna kuneng lewat, apa kata agen?”
Agen: “ Asai Kuneng moto PU!”
Polem Beuransah: “PU apa, Pawang? Itu punya Bang Aduhai alias Agen Dunia Akhirat!”
Pawang Beurandeh: “Haha, berarti tiap orang punya dum truk warna kuneng langsung jadi pejabat PU dadakan. Gawat kali teori agen ini.”
Polem Beuransah: “Itulah, di kampung kita, segampang itu jadi pejabat. Cukup beli cat mobil warna kuneng, selesai!”
Tiba-tiba lewat pick up warna ijo bawa kambing.
Agen: “ Yang Ijo moto tentraaa!”
Pawang Beurandeh: “Masa Tentara bawa kambing, Polem… operasi rahasia kali ya?”
Polem Beuransah: “Bukan, itu mobil baru pulang beli kambing di pasar, Pawang!”
Tak lama, Bus warna hitam melintas, agen langsung berdiri sambil melambai dramatis.
Agen: “ Nyan warna Hitam, pasti moto Anugerah!”
Pawang Beurandeh: “Padahal jelas-jelas itu Bus Ilham.”
Polem Beuransah: “Biarlah, mungkin menurut dia Anugerah itu identik dengan warna itam. Maklum agen gak bisa baca tulis, Pawang.”
Penumpang yang sudah pesan tiket Anugerah berdiri dengan lengkap dengan koper disebuah loket bus.
Penumpang: “Bang, ini Iham bukan Anugerah. Saya pesannya Anugerah!”
Kernet: marah-marah, “Kupue ka stop moto meunye hana ka ek?”
Agen: “Ata ka cet moto sigoe sapeu!”
Pawang & Polem: meledak ketawa, hampir tumpah kopi dimeja....hahahaha!
Pawang Beurandeh: “Poleeem, jawaban agen itu bisa jadi slogan politik: ‘Cat Menentukan Identitas!’”
Polem Beuransah: “Betul! Tahun depan mungkin caleg akan kampanye dengan cat warna-warni, biar agen itu bisa ikut nyoblos.”
Kemudian Lewat mobil pink penuh dengan hiasan bunga warna-warni.
Agen: “Itu moto pengantin baru!”
Pawang Beurandeh: “Waduh, Polem, makin kreatif! Kalau lewat mobil zebra?”
Polem Beuransah: “Dia pasti bilang, ‘Moto polisi tidur!’”
Kemudian Lewat mobil warna merah menyala.
Agen: “Itu moto darah tinggi!”
Pawang Beurandeh: “Hahaha… Cocok kali buat Bang Aduhai, tiap kalah main catur langsung marah-marah.”
Polem Beuransah: “Iya, mukanya sama merahnya dengan mobil itu.”
Pawang Beurandeh: “Poleeem, sebenarnya agen ini nggak salah sepenuhnya.”
Polem Beuransah: “Maksudmu?”
Pawang Beurandeh: “Dia cuma bingung, yang salah itu kita… kenapa percaya sama dia?!”
Polem Beuransah: “Betul! Kampung ini sudah jadi ‘Transportasi Versi Warna’.
Pawang Beurandeh: “Andai dia bisa baca tulis, selesai semua masalah.”
Polem Beuransah: “Tapi kita jadi nggak ada bahan ketawa. Lagian, lucu-lucu gini kan rezeki hiburan.”
Tiba-tiba Truk warna biru lewat, agen diam aja.
Pawang Beurandeh: “Loh, kenapa dia nggak komentar kali ini?”
Polem Beuransah: “Mungkin dia lagi bingung, biru itu masuk kategori PU apa Tentra. Atau jangan-jangan biru versi ‘PBB – Pajak Bumi Bangunan’?”
Pawang Beurandeh: “Kalau kayak gini terus, aku takut nanti ada bus warna belang-belang.”
Polem Beuransah: “Nah, itu dia pasti teriak: ‘Moto DPR, belang semua!’”
Keduanya ketawa sampai hampir jatuh dari kursi. Warung kopi pun heboh, semua orang ikut menertawakan tingkah agen mobil yang polos tapi bikin suasana selalu ramai. (**)