Abiya Kuta Krueng Terpilih Sebagai Ketua PB-HUDA Periode 2024–2029
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Abiya DR. H. Anwar Usman, resmi terpilih sebagai Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (PB-HUDA) periode 2024–2029. Keputusan tersebut ditetapkan dalam Musyawarah Besar (Mubes) HUDA yang digelar pada Sabtu (18-19/5/2024) di The Pade Hotel Banda Aceh.
Pemilihan berlangsung secara musyawarah mufakat yang diikuti oleh para ulama dan pimpinan dayah dari seluruh Aceh. Abiya Anwar Usman, yang juga dikenal sebagai Mudir Ma’had Aly Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng, Pidie Jaya, dipandang sebagai sosok yang mampu memimpin organisasi ulama ini dengan hikmah, ketegasan, dan komitmen terhadap nilai-nilai keulamaan.
Ketua Panitia Mubes HUDA, Tgk. Jamaluddin, dalam sambutannya menyatakan bahwa terpilihnya Abiya merupakan hasil dari kesepakatan para peserta yang melihat integritas, kapasitas keilmuan, serta kontribusi besar beliau dalam pengembangan pendidikan dayah di Aceh.
“Abiya memiliki rekam jejak panjang dalam dunia pendidikan Islam, serta menjadi rujukan dalam berbagai persoalan umat. Kita percaya di bawah kepemimpinannya, HUDA akan semakin kokoh menjaga marwah ulama dan memperkuat peran dayah di tengah dinamika zaman,” ujar Tgk. Jamaluddin.
Usai terpilih, Abiya menyampaikan rasa syukur dan memohon dukungan dari seluruh ulama, santri, dan masyarakat Aceh dalam mengemban amanah tersebut. Ia menegaskan pentingnya menjaga kekompakan, keistiqamahan dalam dakwah, serta keterlibatan aktif ulama dalam isu-isu sosial keummatan.
“Kita harus menjadikan HUDA sebagai rumah besar para ulama Aceh, memperkuat peran dayah sebagai benteng moral, dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak untuk kemaslahatan umat,” ujar Abiya dalam pidato perdananya.
Mubes PB-HUDA 2024 juga menghasilkan sejumlah keputusan strategis untuk penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas pendidikan dayah, serta langkah-langkah konkret dalam merespons isu-isu keagamaan, sosial, dan kebangsaan.
Dengan terpilihnya Abiya sebagai Ketua PB-HUDA yang baru, diharapkan organisasi ini semakin berdaya saing dan responsif terhadap tantangan zaman, sekaligus tetap berpegang teguh pada khazanah keilmuan dan tradisi ulama Aceh. (Fr)