18 Juni 2025
News

Wawancara Eksklusif dengan T.M. Reza: Mewujudkan Kota Ulee Gle yang Tertata

Foto : Teuku Muhammad Reza Tokoh Pemuda Ulee Gle | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID

Reporter: Assalamu’alaikum, T.M. Reza. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berbincang dengan kami. Sebagai tokoh masyarakat, bagaimana pandangan Anda mengenai kondisi tata ruang Kota Ulee Gle saat ini?

T.M. Reza: Wa’alaikumussalam. Terima kasih juga atas kesempatan ini. Jujur saja, saya merasa prihatin dengan kondisi Kota Ulee Gle saat ini. Dahulu, kota ini adalah pusat perdagangan yang tertata dengan baik dan menjadi kebanggaan masyarakat. Namun, kini banyak titik yang terlihat semrawut, terutama di area pasar, terminal, dan beberapa ruas jalan utama. Bangunan tambahan yang tidak terencana serta lapak pedagang yang menyempitkan akses jalan menjadi masalah serius yang perlu segera diatasi.

Reporter: Menurut Anda, apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi?

T.M. Reza: Ada beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang pesat tanpa diiringi dengan perencanaan tata ruang yang matang. Kedua, lemahnya penegakan aturan sehingga banyak bangunan liar bermunculan. Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keteraturan dan kebersihan kota. Pemerintah setempat juga memiliki peran besar dalam mengontrol dan mengawasi perkembangan tata kota agar tetap sesuai dengan regulasi yang ada.

Reporter: Apa dampak dari ketidakteraturan ini bagi masyarakat Ulee Gle?

T.M. Reza: Dampaknya cukup serius. Selain mengurangi estetika kota, kondisi ini juga berdampak pada keselamatan pengguna jalan. Misalnya, bangunan tambahan yang menghubungkan Jalan Veteran dengan jalan nasional bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Selain itu, kondisi terminal yang semrawut menghambat arus transportasi umum. Jika ini terus dibiarkan, Ulee Gle akan kehilangan identitasnya sebagai kota dagang yang maju dan nyaman.

Reporter: Menurut Anda, langkah apa yang bisa diambil untuk memperbaiki kondisi ini?

T.M. Reza: Ada beberapa solusi yang bisa diterapkan. Pertama, pemerintah harus segera melakukan penataan ulang dengan relokasi pedagang ke lokasi yang lebih representatif. Kedua, perlu ada ganti rugi yang adil bagi mereka yang terdampak oleh kebijakan penataan ulang. Ketiga, terminal labi-labi lama harus direvitalisasi agar lebih tertata dan nyaman bagi penumpang. Keempat, penegakan aturan tata ruang harus lebih tegas agar tidak ada lagi bangunan liar yang berdiri tanpa izin. Dan yang paling penting, pelibatan masyarakat dalam perencanaan kota harus diperkuat agar mereka merasa memiliki dan bertanggung jawab atas lingkungan mereka sendiri.

Reporter: Bagaimana Anda melihat peran tokoh masyarakat dalam mewujudkan perubahan ini?

T.M. Reza: Tokoh masyarakat memiliki peran penting sebagai jembatan antara pemerintah dan warga. Kami harus aktif menyuarakan aspirasi masyarakat dan memberikan pemahaman tentang pentingnya tata kota yang tertib. Dengan komunikasi yang baik antara semua pihak, saya yakin perubahan positif bisa kita wujudkan bersama.

Reporter: Kejadian sore tadi setelah lapak megang berakhir, antara pukul 16.00 hingga 17.30 WIB, di mana area jalan digunakan untuk berjualan ikan hingga menyebabkan kemacetan panjang hampir satu jam, menimbulkan reaksi keras dari masyarakat. Bagaimana pandangan Anda mengenai kejadian ini, terutama karena Anda sendiri juga terjebak dalam kemacetan tersebut?

T.M. Reza: Saya benar-benar kecewa dan marah dengan kondisi ini. Ditengah puncak arus mudik Jalanan yang seharusnya digunakan untuk kelancaran lalu lintas malah disalahgunakan untuk aktivitas jual beli yang tidak teratur. Kemacetan yang terjadi hampir satu jam membuat banyak pengguna jalan, termasuk saya sendiri, sangat frustasi.Ini bukan hanya masalah kemacetan, tetapi juga menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap tata ruang kota.

Reporter: Terakhir, apa harapan Anda untuk masa depan Kota Ulee Gle?

T.M. Reza: Saya berharap Ulee Gle bisa kembali menjadi kota yang tertata, aman, dan nyaman bagi semua. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan tokoh-tokoh yang peduli, kita bisa mengembalikan kejayaan kota ini sebagai pusat perdagangan yang maju dan berwibawa.

Diharapkan dengan pengelolaan tata ruang kota akan terjadi perubahan wajah kota menjadi kota idaman. (**)