Satu Sepatu, Seribu Makna: Ketulusan Kacabdin Bireuen yang Viral di Hardiknas
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang digelar pada 2 Mei 2025 di Kabupaten Bireuen, Aceh, terjadi sebuah momen menyentuh hati yang menjadi sorotan publik. Abdul Hamid, Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah Bireuen, menunjukkan keteladanan luar biasa dengan menukarkan sepatunya kepada seorang siswa SMA yang sepatunya terlihat robek. Tindakan sederhana ini memancarkan makna besar tentang kepedulian dan empati di tengah semaraknya upacara Hardiknas.
Peristiwa tersebut bermula ketika Abdul Hamid melihat seorang siswa dengan sepatu yang sudah tidak layak pakai, padahal sang siswa hadir dengan semangat mengikuti upacara. Tanpa ragu dan dengan hati yang tulus, Abdul Hamid menghampiri siswa itu, lalu melepaskan sepatunya sendiri dan memberikannya kepada sang pelajar. Siswa tersebut, yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit, terlihat begitu terkejut dan terharu atas kebaikan itu.
Dengan mata berkaca-kaca dan suara terbata-bata, siswa tersebut mengucapkan terima kasih kepada Kacabdin. Suasana penuh haru menyelimuti lokasi acara ketika para guru dan peserta upacara lainnya menyaksikan momen itu. Banyak yang tak kuasa menahan air mata, menyadari betapa dalamnya makna solidaritas dan perhatian yang ditunjukkan pemimpin pendidikan mereka.
Kisah inspiratif ini tak hanya berhenti di lapangan upacara. Video dan foto peristiwa tersebut menyebar luas di berbagai grup WhatsApp masyarakat Bireuen dan sekitarnya pada Sabtu, 3 Mei 2025. Ratusan komentar bermunculan, memuji kemuliaan hati Abdul Hamid dan menjadikannya contoh nyata sosok pemimpin yang merakyat dan peduli.
Tak sedikit warga yang merasa terinspirasi dan berharap lebih banyak pemimpin yang mau "turun tangan", bukan sekadar "turun bicara". Mereka menilai bahwa ketulusan seperti yang dilakukan Abdul Hamid adalah cermin nilai-nilai pendidikan sejati yang mengajarkan kepedulian, empati, dan keadilan sosial sejak dini kepada generasi muda.
Diketahui, Abdul Hamid adalah putra kelahiran Beuracan, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Ia telah berpengalaman menjabat sebagai Kacabdin di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Namun, kisah sederhana di Bireuen ini mungkin akan menjadi salah satu momen paling berharga dalam jejak pengabdiannya, sebuah pelajaran nyata bahwa pendidikan tak hanya dibangun di ruang kelas, tetapi juga melalui keteladanan dan kasih sayang. (TS)