15 September 2025
Kisah

Kala Senja Menjemput Nelayan di Bantaran Krueng Meureudu

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDSore itu, Krueng Meureudu memantulkan pesona yang tak pernah gagal memikat mata. Di tepian sungai, deretan kapal nelayan berlabuh rapi, catnya berwarna-warni, seolah bercerita tentang perjalanan panjang dari lautan yang penuh tantangan. Kapal-kapal itu diam, namun dalam diamnya tersimpan kisah ombak, angin, dan doa yang dibawa pulang.

Langit mulai berganti rupa. Semburat jingga bercampur ungu perlahan menutup hari, sementara siluet pohon kelapa berbaris di kejauhan. Angin sore berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang menyatu dengan bau tanah basah di bantaran. Riak air mengayun bayangan kapal, seperti pelukan senja yang hangat bagi nelayan yang baru pulang.

Air sungai yang bening menyimpan rahasia, dasar yang mulai dangkal. Kedangkalan ini menjadi tantangan tersendiri, membuat beberapa kapal harus menunggu air pasang untuk melintas. Bagi nelayan, sungai ini adalah nadi kehidupan, namun seperti nadi yang mulai tersumbat, ia butuh perawatan agar tetap mengalir. Pengerukan menjadi harapan bersama, demi kelancaran berlabuh dan terhindar dari banjir di musim hujan.

Di tepi sungai, kehidupan terasa sederhana namun sarat makna. Anak-anak berlarian di pematang, melambai-lambaikan tangan kecil kepada ayah mereka. Beberapa awak kapal  menjemur jaring, memisahkan hasil tangkapan, dan sesekali tersenyum menyapa tetangga. Suara tawa berpadu dengan kicau burung dan deru lembut mesin kapal yang baru dimatikan.

Bagi masyarakat Meureudu, menjadi nelayan bukan sekadar profesi. Ia adalah warisan, cara hidup, dan identitas yang diikat kuat oleh air sungai ini. Setiap sore, saat kapal-kapal kembali, bukan hanya hasil laut yang mereka bawa pulang, tetapi juga kebersamaan yang menumbuhkan rasa syukur.

Kala senja menjemput, cahaya terakhir hari itu jatuh di permukaan air, membiaskan warna emas di wajah para nelayan. Krueng Meureudu pun seolah berjanji akan selalu menjadi rumah bagi mereka yang berlayar, menunggu untuk kembali, dan menutup hari dengan senyum lelah yang penuh arti. (M)