Gonjang-Ganjing Kasus Aneuk Lueng di Pidie Jaya, Warganet Bongkar Praktik Calo!
Foto : Dok. Google Image/Ilustrasi | LIPUTAN GAMPONG NEWS
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID -Desas-desus soal permainan dalam program saluran irigasi Aneuk Lueng di Aceh kembali menyeruak ke permukaan. Aroma tidak sedap ini kian menyengat setelah sejumlah warganet meluapkan kekesalan mereka terhadap oknum calo yang diduga mengambil fee dalam jumlah yang fantastis. Program yang sejatinya diperuntukkan bagi petani itu justru berubah menjadi ladang bancakan bagi segelintir pihak yang memanfaatkan celah.
Dalam beberapa hari terakhir, isu ini bahkan melebar ke berbagai kabupaten/kota di Aceh. Dari Aceh Timur sampai Bireuen, dari Pidie Jaya hingga Aceh Selatan, suara keluhan petani makin keras terdengar. Kasus-kasus terbaru menunjukkan bagaimana praktik curang itu dilakukan secara sistematis, lengkap dengan jejaring calo yang bermain rapi di balik layar.
Yang lebih mengejutkan, ada laporan bahwa sejumlah oknum calo diduga bekerja sama dengan pihak bank. Modusnya, menahan buku rekening kelompok tani penerima manfaat agar fee bisa dipotong sebelum dana dicairkan. Praktik seperti ini tak hanya melanggar aturan, tetapi juga mencederai kepercayaan petani terhadap program pemerintah.
Padahal, Aneuk Lueng adalah program resmi Kementerian PUPR yang dirancang untuk meningkatkan fasilitas irigasi dan mendukung produktivitas petani. Program ini dikerjakan secara swakelola, yang seharusnya memberi ruang bagi kelompok tani untuk mengatur sendiri pembangunan saluran irigasi sesuai kebutuhan mereka. Namun kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik, petani hanya menerima sisa dari potongan yang dilakukan oknum.
Di tengah polemik itu, keluhan para petani terus mengalir. Banyak yang mengaku kecewa dan merasa tak berdaya menghadapi praktik kotor ini. Mereka berharap pemerintah turun tangan lebih tegas, karena jika tidak, program yang mestinya membantu petani justru hanya menguntungkan mereka yang bermain di balik meja.
Viralnya isu Aneuk Lueng memicu gelombang kritik di media sosial, khususnya di TikTok. Akun milik Juli Andika yang dilihat oleh 24.5 ribu netizen, menjadi salah satu pusat perhatian setelah mengunggah komentar-komentar pedas dari sejumlah netizen. Para komentator tersebut tampak menggambarkan fenomena yang jauh lebih luas dari sekadar isu lokal.
“Pidie Jaya... 65 juta... tolong diusut,” tulis akun @Maulidar Agustami. Komentar itu disusul oleh @Angga yang sinis menambahkan, “Rahasia umum pura-pura tak tahu aja.” Sementara @Rafly Vasya menuliskan, “Bireuen udah kenyang, tapi belum ada yang ‘nyanyi’.” Bahkan @Mas Jamil menyebut angka yang tak kalah mencengangkan: “Aceh Timur 40–50 juta ????.”
Serangkaian komentar tersebut menunjukkan bahwa persoalan Aneuk Lueng bukan sekadar bisik-bisik warung kopi, melainkan dugaan praktik sistemik yang telah lama diketahui masyarakat. Dengan derasnya tekanan publik, kini bola panas berada di tangan aparat penegak hukum dan pemerintah daerah, apakah mereka akan bertindak, atau kembali membiarkan isu ini menghilang seperti biasa? (**)







