15 Agustus: Hari Perdamaian Bangsa Indonesia dan Masyarakat Aceh
OPINI - Perlu kita ingat, 15 Agustus bukan semata-mata hari damai Aceh. Lebih dari itu, ini adalah hari damai Bangsa Indonesia dengan masyarakat Aceh - sebuah momen bersejarah ketika perbedaan diselesaikan di meja perundingan, bukan di medan tempur.
Hari ini juga bukan sekadar simbol perdamaian, tetapi hari kesepakatan atas seluruh isi perundingan Helsinki. Sebuah komitmen bersama yang diikrarkan untuk menghentikan konflik, membangun kembali kepercayaan, dan menata masa depan.
Namun, setelah dua dekade berlalu, kita dihadapkan pada kenyataan pahit: tidak semua kesepakatan dijalankan sepenuhnya. Padahal, 20 tahun adalah waktu yang hampir sama lamanya dengan masa konflik itu sendiri - dari 1976 hingga 2005.
Masyarakat Aceh sudah sangat menanti, membayangkan bagaimana sejahteranya hidup jika seluruh isi perjanjian itu dijalankan. Jangan sampai gara-gara ada butir-butir kesepakatan yang diabaikan atau tidak diberlakukan, muncul kembali kekecewaan yang berpotensi memicu gejolak. Walaupun banyak yang tak ingin lagi konflik itu terjadi, luka yang belum sembuh bisa terbuka kembali jika keadilan dan janji tidak ditepati.
Maka, peringatan hari ini harus menjadi ajakan untuk tidak sekadar mengenang tanda tangan di atas kertas, tetapi memastikan setiap butir kesepakatan diwujudkan demi keadilan, kemajuan, dan martabat bersama.
Oleh : Fakrul - Warga Pidie Jaya, Aceh