26 Juli 2025
Daerah

100 Hari yang Dinanti, Aksi Masih Sunyi: Bupati Pidie Jaya Dikritik

Foto : Dok. Google Image | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDHarapan besar menggantung di pundak Sibral Malasyi dan Hasan Basri, Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya yang baru dilantik. Namun hingga kini, masyarakat masih menanti gebrakan nyata dari duet kepemimpinan tersebut. Sorotan utama publik kini tertuju pada program 100 hari kerja yang dinilai masih minim gaung dan realisasi.

Desakan mulai mencuat dari berbagai kalangan, termasuk dari tokoh masyarakat dan aktivis lokal. Salah satu suara keras datang dari Teuku Barzaini, yang menyampaikan keresahannya melalui grup WhatsApp Masyarakat Pidie Jaya Peduli pada Kamis (10/4). Ia dengan tegas menyatakan bahwa publik menanti langkah konkret, bukan sekadar wacana dan seremoni belaka.

“Sudah sebulan lebih dilantik, masyarakat belum melihat arah kebijakan yang jelas. Mutasi pejabat pun belum terlihat, padahal ini sangat penting untuk menyegarkan birokrasi,” tulis Barzaini dalam pesan yang beredar luas tersebut. Ia menyebut, tanpa penyegaran di tubuh pemerintahan, roda pelayanan publik akan tetap tersendat.

Mutasi pejabat menjadi isu krusial karena dianggap sebagai indikator awal komitmen perubahan. Banyak pihak menilai bahwa sejumlah posisi strategis saat ini ditempati oleh figur yang tak lagi relevan dengan visi-misi kepemimpinan baru. “Kalau masih memakai pola lama, jangan harap ada perubahan,” sambung Barzaini.

Pemerintahan baru diharapkan mampu menjawab tuntutan publik dengan aksi, bukan janji. Agenda 100 hari kerja semestinya menjadi momentum untuk membuktikan keberpihakan pada rakyat dan mempercepat pembangunan daerah yang sempat stagnan. “Jangan lewatkan momentum ini. Rakyat menunggu, dan rakyat bisa kecewa,” ujar Barzaini menutup pesannya.

Masyarakat, terutama dari kalangan pemuda dan tokoh gampong, berharap ada langkah cepat dalam reformasi birokrasi. Mereka menuntut agar penempatan pejabat tidak berdasarkan kedekatan, tetapi pada kompetensi dan integritas. “Jangan sampai jabatan hanya jadi hadiah politik,” tegas seorang tokoh pemuda  Pidie Jaya yang enggan disebut namanya.

Desakan publik kian menggema agar Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya segera tampil dengan aksi nyata. Masyarakat mulai jenuh dengan pola lama pemerintahan yang lebih sibuk dengan kegiatan seremonial ketimbang membenahi hal-hal substansial. “Bupati jangan hanyut dalam kegiatan seremonial sebatas pencitraan yang disodorkan. Itu sinetron usang yang terus diputar ulang oleh mereka di Pidie Jaya untuk mencuri hati dan perhatian Bupati," katanya. Selain itu, Ia juga menyebut bahwa gaya semacam ini hanya akan menjauhkan pemimpin dari realita di akar rumput.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Bupati maupun Wakil Bupati terkait progres 100 hari kerja maupun rencana mutasi pejabat. Masyarakat pun kini menanti, apakah duet pemimpin baru ini berani mengambil keputusan penting, atau justru terjebak dalam politik kompromi dan zona nyaman birokrasi lama. (**)