Ubah Keputusan atau Rubah Dewan Hakim Gure? Peserta MTQ Aceh Protes Penilaian Cabang Khattil Quran
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Sejumlah peserta dan pelatih khafilah dari berbagai kabupaten/kota di Aceh menyoroti dugaan konspirasi dalam penilaian cabang Khattil Qur’an kategori tulisan buku pada ajang MTQ Aceh ke-37.
Mereka menilai ada kejanggalan serius dalam proses penjurian yang diduga menguntungkan salah satu peserta hingga bisa lolos ke babak final.
Berdasarkan data yang diterima liputangampongnews.id, tiga khafilah yang dinyatakan lolos ke babak final cabang tulisan buku adalah perwakilan dari Aceh Timur, Pidie Jaya, dan Lhokseumawe. Namun, sejumlah pelatih dari 23 kabupaten/kota menilai salah satu karya yang masuk final didapati memiliki “jali” atau kesalahan teknis, sehingga dianggap tidak layak melaju ke tahap akhir.
Situasi tersebut memicu protes dari para peserta dan pelatih yang merasa dirugikan. Mereka sempat melayangkan keberatan melalui pesan grup WhatsApp kaligrafi MTQ Aceh, namun tidak mendapat tanggapan dari dewan hakim.
“Ubah keputusan atau rubah dewan hakim gure, official pun harus gerak dengan bukti akurat sebelum hasil akhir diumumkan,” tulis Safrizal dalam pesan grup tersebut, Selasa (4/11).
Peserta menilai, dewan hakim yang telah disumpah seharusnya menjaga amanah dan menegakkan keadilan dalam memberikan penilaian. Namun, mereka menilai praktik yang terjadi di lapangan jauh dari prinsip tersebut.
“Setiap MTQ selalu saja ada konspirasi yang merugikan peserta. Banyak kesalahan dibiarkan begitu saja, ini mencederai semangat kejujuran dan sportifitas MTQ,” ujar salah seorang pelatih yang enggan disebutkan namanya.
Kritik serupa juga datang dari salah satu peserta cabang Khattil Qur’an tulisan buku yang merasa kecewa atas keputusan juri. “Semoga ke depan dewan hakim diganti dengan yang lebih profesional. Kami sudah terlalu sering dirugikan dengan penilaian yang tidak objektif,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak dewan hakim cabang Khattil Qur’an belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi oleh awak media. Pesan konfirmasi yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp juga belum direspons hingga berita ini tayang. (M)







