Nelayan Aceh Barat Akan Tutup Aktivitas Kapal Pengangkut Batu Bara
Foto : Nurullah | LIPUTAN GAMPONG NEWS
Liputangampongnews.id - Semenjak kejadian tabrakan kapal nelayan di perairan laut Meulaboh, Aceh Barat, pada bulan lalu, hingga saat ini penyelesaian ganti rugi kerusakan kapal belum ada solusi dari pihak PT. Mifa Bersaudara, maupun keagenan kapal (Tri Elang).
Sebelumnya PT. Mifa berjanji akan ikut membantu nelayan yang merupakan korban tabrakan kapal dalam peristiwa itu, namun hingga saat ini belum ada titik temu apa lagi soal ganti rugi.
"PT. Mifa hanya ingin mereka tidak disalahkan, artinya pertolongan dari mereka dalam bentuk bantuan, bukan ganti rugi kerusakan kapal nelayan dengan dituduh sebagai pelaku tabrakan kapal," sebut Nurullah yang merupakan korban kepada Media Minggu (26/9/2021).
Lanjutnya, Nurullah, "Harapan tersebut seperti tampak tak jelas, sebab sampai saat ini masih belum ada bayangan seperti mereka katakan yang ingin membantu korban, tempo hari lalu ada yang datang dari pihak Tri Elang dan Syahbandar, mereka melihat kondisi kapal saya, dan mengecek semua kerusakan, sudah itu saja tapi sampai sekarang belum ada kabar pasti terkait apa yang mereka umbarkan di media massa," jelasnya lagi.
Pantauan media dilokasi tampak kondisi kapal nelayan masih dalam kondisi rusak berat, saat ini kapal docking di tepi sungai Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Saat dilakukan audiensi dengan korban, pihaknya menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada keputusan terkait ganti rugi. Terpantau di lokasi Docking kapal ada satu M3 (Meter Kubik) kayu semantok milik korban yang ia beli sendiri, korban mengaku kalau bantuan terkait pertanggungjawaban dari pihak lain belum tampak hingga hari ini.
"Sepertinya Mifa yang katanya mau membantu cuma janji manis saja apalagi kalau ganti rugi, hari ini belum terlihat apa-apa, sementara pihak Keagenan Tri Elang juga sedemikian, kemana saya harus mengadu ditambah lagi pemerintah juga tidak ada perhatian sama sekali," ungkapnya.
Nurullah mengungkapkan kekesalannya jika dalam satu Minggu ini tidak ada solusi, pihaknya akan melakukan demonstrasi laut, segala aktivitas kapal pengakut batu bara di perairan Meulaboh akan ditutup, sampai penyelesaian ganti rugi kapal nelayan selesai.
"Saya dan teman-teman nelayan lain akan berikan waktu satu Minggu untuk menyelesaikan perkara ini, jika tidak diselesaikan juga kami akan melakukan demonstrasi dan tutup segala aktivitas kapal pengangkut batu bara di perairan Meulaboh," tuturnya dengan nada tinggi. (Dani)