16 November 2025
Daerah

Meriah MTQ Aceh ke 37 Redup di Meja Audit: DSI Pidie Jaya Siap Buka Laporan Rp5,4 Miliar!

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDGemerlap panggung Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh telah usai. Lantunan ayat-ayat suci yang menggema di langit Pidie Jaya beberapa waktu lalu kini berganti dengan bisik-bisik soal angka dan tanggung jawab. Di balik kemeriahan acara yang disebut paling megah dalam sejarah MTQ Aceh itu, tersisa aroma tidak sedap tentang dana miliaran rupiah yang belum sepenuhnya tersalurkan.

Plt Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Kabupaten Pidie Jaya, Okta Handipa, tak menutup mata. Di ruang sekretariat MTQ yang kini mulai lengang, Okta menyampaikan kenyataan yang tak semua pihak berani ungkap. “MTQ memang sudah selesai, tapi pekerjaan kita belum. Banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan, terutama dari pihak EO,” ujarnya tegas, Senin (10/11), di Komplek Perkantoran Cot Trieng.

Menurut Okta, kesiapan venue acara yang menelan anggaran Rp5,4 miliar itu tak sepenuhnya sesuai harapan. Ia menilai, pekerjaan yang dilakukan vendor hanya mencapai 90 sampai 95 persen. Sisa kekurangannya bukan sekadar soal estetika, tapi menyangkut tanggung jawab penggunaan uang negara. “Bayangkan, dari total anggaran itu, pembayaran baru kami lakukan sebesar 42 persen. Untuk sisanya, kami tidak akan cairkan sebelum dilakukan audit oleh APIP dan BPK. Banyak fasilitas yang disediakan tidak memenuhi standar,” katanya lugas.

Pernyataan itu sontak membuka babak baru pasca-seremonial MTQ. Jika selama ini publik disuguhi sorotan lampu dan suara merdu qari-qariah, kini perhatian beralih pada meja-meja audit dan tumpukan laporan pertanggungjawaban. Okta menegaskan bahwa pemerintah daerah tak akan menutup-nutupi kekurangan tersebut. “Ini bukan sekadar acara keagamaan. Ini juga ujian moral bagi kita semua dalam menjaga amanah publik,” tandasnya.

Di luar itu, Okta tetap memberikan apresiasi kepada banyak pihak yang telah bekerja keras di lapangan: dari TNI-Polri, PLN, Telkomsel, petugas kesehatan, Satpol PP, Dishub, Pramuka hingga LO lapangan. Mereka disebut sebagai tulang punggung kesuksesan acara, meski di atas panggungnya masih ada catatan merah. “Kerja keras mereka luar biasa. Tapi soal keuangan dan teknis pelaksanaan, kami tetap harus transparan,” katanya menutup perbincangan.

Kini, publik menanti kelanjutan janji audit yang disebut Okta. Sebab, di antara suara takbir penutupan MTQ dan baliho ucapan selamat yang masih berdiri di sudut kota, terselip pertanyaan yang belum terjawab, apakah kemegahan MTQ ke-37 akan dikenang karena suksesnya lantunan ayat suci atau karena carut-marut pekerjaan EO dilapangan? (**)