03 Juni 2025
Lingkungan

Kondisi Hutan Pidie Jaya dan Pidie Kian Mengenaskan

Foto : Teuku Syamsul Ali, Wakil Ketua Bidang Kehutanan, Agraria dan Tata Ruang DPW Partai NasDem Aceh | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Pembukaan lahan baru di kawasan hutan Pidie Jaya dan Pidie diduga telah merusak ekosistem satwa. Kawasan hutan yang dibuka memiliki konsentrasi keanekaragaman hayati yang diakui secara Internasional sebagai habitat gajah sumatera, kini terancam akibat ulah tangan manusia. 

Rumah terakhir satwa di wilayah Pidie Jaya dan Pidie sudah menjadi bancakan Pemerintah yang dijadikan kebun sawit dan waduk. Sangat disayangkan jika kondisi hutan di wilayah Pidie Jaya dan Pidie semakin memprihatinkan dan menyedihkan, kata Teuku Syamsul Ali, Wakil Ketua Bidang Kehutanan, Agraria dan Tata Ruang DPW Partai NasDem Aceh juga Koordinator Daerah Pemilihan 2 (Pidie dan Pidie Jaya) DPW Partai NasDem Aceh.

Teuku Syamsul Ali menyebut, kehilangan habitat alami bagi satwa-satwa yang hidup di hutan tersebut akan berdampak pada ekosistem dan keberlangsungan hidup spesies tersebut. 

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dan Pidie seharusnya memperhatikan aspek lingkungan dan konservasi dalam pengambilan kebijakan terkait penggunaan lahan, terutama jika melibatkan ekosistem sebagai habitat satwa terutama gajah.

Dikatakan, Pemerintah banyak menggelontorkan anggaran untuk membumihanguskan hutan-hutan yang ada di Pidie dan Pidie Jaya yang selama ini menjadi habitat bagi ragam spesies flaura dan fauna. 

Diketahui, " usai masa konflik yang punya modal besar termasuk para pejabat dan pengusaha di Pidie Jaya dan Pidie mulai bertandang ke kawasan hutan mencari lahan untuk membuka perkebunan sawit." 

Belakangan ini intensitas interaksi negative antara manusia dengan satwa liar terutama gajah semakin tinggi, karena penggunaan ruang yang sama antara manusia dengan gajah, ujar Samsul Ali yang akrab disapa Cut Bang. 

Dengan besarnya lahan yang dibuka untuk perkebunan maka interaksi tersebut tidak dapat terelakan di tambah dengan pengembangan tanaman di area jalur satwa dengan jenis tanaman yang disukai oleh gajah seperti sawit.

Hal yang dapat mengurangi habitat alami gajah dan mempersempit area tempat mereka mencari makan. 

Ketika habitat alami gajah terganggu, gajah seringkali bergerak ke daerah permukiman manusia untuk mencari makan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman, bangunan, dan bahkan mengancam nyawa manusia.

Untuk mengatasi konflik antara gajah dan manusia, dibutuhkan upaya untuk menjaga keberadaan habitat alami gajah, melindungi gajah dari pemburu, alih fungsi lahan, ilegal logging, kebakaran hutan dan meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem untuk keberlangsungan hidup manusia dan hewan lainnya, pungkasnya. (**)