LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMASTRA) UIN Ar-Raniry menggelar  Sekolah Gender. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Laboratorium Bahasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selasa (27/09/2022).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan 1 Bidang Akademik & Kelembagaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) UIN Ar-Raniry.

Kesetaraan gender perlu diupayakan ke berbagai pihak, mulai dari kaum perempuan itu sendiri. “Bahwa perempuan memiliki posisi, hak yang sama di berbagai bidang seperti halnya laki-laki, perempuan jangan pernah mau di anggap sebagai makhluk lemah yang diposisikan pada second class,” kata Wakil Dekan 1 FISIP UIN Ar-Raniry, Eka Januar, M.Soc., Sc dalam sambutannya dan pembukaan acara tersebut. 

Kegiatan ini mengusung tema “The Role Of Women In Face The Era Of Society 5.0” yang di isi oleh 4 Narasumber dari berbagai kalangan. Antara lain “Latifanny Yulanar (Ketua Genbi Aceh), Bayu Satria (Founder Youth Id), Prof. Dr. Eka Srimulyani M.A, Ph.D (Direktur Pascasarjana UIN Ar-Raniry) & Fazil Rinaldy S.IP (Staff Advokasi & Kampanye Solidaritas Perempuan Bungoeng Jeumpa Aceh). 

Para peserta mempelajari berbagai hal mulai dari Teori Dasar Gender & Bias Gender Dalam Pendidikan, Aspek-Aspek Kesetaraan & Tantangan Implementasi Bagi Generasi Muda, Peran Perempuan Dalam Pengembangan Kapasitas Untuk Kemajuan Bangsa, Kedaulatan Perempuan Atas Seksualitas & Focus Grup Discussion.

Iqbal Muttaqin selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMASTRA) sangat mengapresiasi panitia, dalam sambutan nya ia menyebutkan “Apresiasi yang sebesar besarnya kepada panitia yang telah berhasil melaksanakan kegiatan ini. Hidup bukanlah persaingan antara laki laki dan perempuan, sudah pasti saya juga sangat menolak adanya diskriminasi berbasis gender, karena setiap manusia berhak mendapatkan hak yang setara.
Ujarnya,”

Zam Zam Khalila, Ketua Panitia Sekolah Gender Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negar (HIMASTRA) UIN Ar-Raniry 2022 menyebutkan bahwa “Perempuan sebagai pilar peradaban suatu bangsa, yang perannya sangat di butuhkan oleh negara. Karena perempuan lah sebagai pencetak generasi bangsa, perempuan sebagai madrasah pertama bagi anak nya yang jika perempuan di suatu negara baik maka baiklah negara nya, namun jika perempuan nya rusak maka rusaklah suatu negara.”

Diakhir laporannya ia mengajak semua perempuan untuk berperan aktif dalam kemerdekaan hak perempuan itu sendiri, “Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, Oleh karena itu ayo kita sama sama belajar dan mengambil bagian untuk mewujudkan Kemerdekaan yang Setara dan Berkeadilan Gender, Hidup Mahasiswa, Hidup Perempuan Perempuan Indonesia. Jelasnya”

Karena inilah kegiatan sekolah gender ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada seluruh peserta tentang Kesetaraan Gender & terkhusus para perempuan untuk mengetahui perannya dalam menghadapi era masyarakat 5.0. (Diva)