Dibalik Sepiring Nasi MBG yang Terbuang, Ada Uang Rakyat yang Ikut Tersia-siakan
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang untuk menyehatkan siswa justru menebar ironi di lapangan. Setelah menu tak layak konsumsi ditemukan di SD Negeri 2 Trienggadeng, kini pemandangan serupa kembali terjadi di SMP Negeri 1 Trienggadeng, Senin (10/11). Sejumlah guru dan siswa terlihat membuang nasi dan lauk ke dalam sebuah ember, bukti bahwa sajian dari dapur penyedia menu MBG kembali bermasalah.
Tumpukan piring dan sisa nasi yang masih utuh menjadi saksi diam dari kegagalan sistem distribusi makanan bergizi ini. Beberapa siswa mengaku tak sanggup menelan hidangan yang disajikan. “Buahnya busuk dan berulat, nasinya keras, lauknya pun tak enak,” keluh salah seorang siswa dengan wajah kecewa. Bagi mereka, menu MBG hari ini lebih mirip sisa dapur dari pada santapan bergizi.
Ironinya, baik SDN 2 maupun SMPN 1 Trienggadeng ternyata mendapatkan menu dari dapur penyedia yang sama. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa persoalan bukan hanya di distribusi, tapi pada kualitas pengawasan dan bahan baku sejak dari dapur. Padahal, anggaran untuk program MBG tidak kecil dan bertujuan mulia, memastikan anak-anak sekolah makan sehat agar mampu belajar dengan baik.
Koordinator SPPG Pidie Jaya, Muhammad Ahlul Udzri, membenarkan adanya keluhan tersebut. “Iya bang, berdasarkan laporan memang begitu. Tadi sudah saya koordinasikan dengan pihak dapur untuk mengganti menu, dan sudah diganti. Ini juga sudah saya evaluasi langsung dengan kepala SPPG-nya,” ujarnya. Namun, pernyataan itu belum cukup menjawab tumpukan fakta di lapangan, mengapa makanan tak layak sempat disajikan?
Kejadian ini menampar wajah pengelola program MBG di Pidie Jaya. Program yang seharusnya menjadi simbol perhatian terhadap gizi anak bangsa malah menimbulkan pertanyaan serius soal tanggung jawab, transparansi, dan pengawasan mutu. Jika tidak segera dievaluasi, niat baik bisa berubah menjadi potret kegagalan yang sistemik.
Kini, publik menunggu langkah nyata pemerintah daerah dan dinas terkait. Karena di balik sepiring nasi yang terbuang, ada uang rakyat yang ikut tersia-siakan dan lebih dari itu, ada kepercayaan publik yang kian terkikis oleh lemahnya kontrol atas program yang sejatinya untuk anak-anak bangsa. (**)
Di tengah derasnya arus informasi, liputangampongnews.id tetap setia menampilkan fakta apa adanya dari lapangan. Jangan lewatkan setiap pembaruan menarik, cukup unduh aplikasinya di Playstore dan nikmati berita terpercaya dalam genggaman.







