19 Juni 2025
Kesehatan

Bupati Pidie Jaya Ajak Semua Pihak Bergerak Cepat dalam Penurunan Stunting melalui Program Quick Win KEMENDUKBANGGA/BKKBN

Foto : Bupati Pidie Jaya, H Sibral Malasyi (Ayah Syi) menerima dana dukungan secara simbolis dari CSR Bank BSI Aceh untuk penurunan Stunting. | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDPemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Sosialisasi Program Quick Win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KEMENDUKBANGGA) atau BKKBN di Aula Cot Trieng, Kantor bupati setempat, Rabu (30/4/2025).

Kegiatan strategis ini dipimpin langsung oleh Bupati Pidie Jaya, H. Sibral Malasyi.MA, S.Sos., M.E., dengan dihadiri oleh berbagai elemen penting daerah, termasuk Ketua DPRK, unsur Forkopimda, Plt. Sekda, Kepala SKPK, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh, Pimpinan BSI Aceh, Pimpinan Bank Aceh, tokoh ormas, organisasi profesi, dan unsur PKK.

Dalam sambutannya, Bupati yang akrab disapa Ayah Syi menegaskan komitmen penuh Pemkab Pidie Jaya dalam menurunkan angka stunting yang masih menjadi ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia.
“Penanganan stunting adalah prioritas utama, karena stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga menghambat perkembangan otak dan prestasi generasi penerus,” tegasnya.

Dikatakan lagi, berkat kerja sama lintas sektor yang melibatkan BUMN, swasta, organisasi profesi, dan masyarakat, angka stunting di Pidie Jaya berhasil ditekan dari 37,8% menjadi 29,4% dalam kurun waktu satu tahun, penurunan signifikan sebesar 8,4%. Capaian ini menempatkan Pidie Jaya sebagai salah satu dari tiga kabupaten terbaik di Aceh dalam penanganan stunting berdasarkan data SSGI.

Salah satu inisiatif unggulan yang disorot dalam acara tersebut adalah peluncuran Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), yang merupakan bagian dari program Quick Win KEMENDUKBANGGA/ BKKBN. GENTING merupakan program gotong royong lintas sektor dalam bentuk pendampingan keluarga miskin berisiko stunting, sejalan dengan Instruksi Presiden No.4 Tahun 2022 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem.

Selain GENTING, turut diperkenalkan pula empat program unggulan lainnya dalam upaya akselerasi penurunan stunting, yaitu: TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIDAYA (Lansia Berdaya), dan pengembangan Super Apps keluarga berbasis digital. Seluruh program ini mendukung misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI dalam membentuk generasi emas 2045.

Kepala Dinas Kesehatan dan KB Pidie Jaya, Eddy Azwar, SKM., yang mengutip isu Al Qur'an, surah An-Nisa ayat 9 sebagai pengingat akan pentingnya menyiapkan generasi yang kuat secara iman, ilmu, dan gizi.

Ia menjabarkan berbagai inovasi daerah seperti pemberian tablet FE bagi remaja putri, bimbingan kesehatan calon pengantin, PMT bagi balita dan ibu hamil KEK, pembentukan Rumah Gizi Gampong (RGG), Duta Stunting dan Dai Stunting, serta penggunaan aplikasi QRIS melalui Bank Aceh untuk donasi Dompet Amal Stunting.

Saat ini, menurut data EPPGBM, terdapat 1.078 kasus stunting di Pidie Jaya (11,7%), dan 1.906 keluarga dikategorikan sebagai berisiko tinggi. Pemerintah menargetkan intervensi menyeluruh hingga akhir tahun 2025 dengan memaksimalkan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) di setiap desa yang terdiri dari bidan, kader KB, dan kader PKK.

Dukungan dana juga terus mengalir. Pada 2025, Pidie Jaya menerima dana CSR dari BSI Aceh sebesar Rp 85 juta untuk pembangunan sarana sanitasi dalam program GENTING di dua gampong yakni, Gampong Paya Pisang Klat dan Drien Bungoeng Kecamatan Bandar Dua.

Selain itu, Kabupaten Pidie Jaya juga mendapat alokasi DAK fisik sebesar Rp 591,85 juta dan DAK non-fisik (BOKB) sebesar Rp 5,91 miliar turut memperkuat pelaksanaan program kesehatan keluarga di wilayah ini.Kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, S.K.M., M.Kes., menyampaikan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam penurunan stunting. Dirinya mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, yang berhasil menurunkan angka stunting sebesar 8,4% antara 2022–2023 dan masuk tiga besar terbaik di Aceh.

Namun, Safrina menegaskan bahwa tantangan masih besar, dengan prevalensi stunting di Aceh mencapai 29,4%. Targetnya, prevalensi stunting di Aceh dapat turun menjadi 25% pada tahun 2025.

Salah satu fokus utama penanganan adalah pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu masa kritis dari ibu hamil hingga anak usia dua tahun. "Untuk itu, kita harus mendampingi 48.004 keluarga berisiko stunting di seluruh Aceh, dan 1.906 keluarga di Pidie Jaya hingga akhir tahun," ujarnya.

Safrina juga mengapresiasi peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader KB, dan kader PKK yang bekerja langsung di lapangan, memastikan keluarga yang berisiko mendapatkan perhatian dan intervensi yang tepat.

Dengan semangat kolaborasi, diharapkan Pidie Jaya dapat menggerakkan seluruh potensi untuk mengatasi masalah stunting secara efektif." Pungkas Safrina. (*)