Azrizal Syahputra Kembali Bantu Kitab untuk Santri: Cinta Ilmu yang Menyapa Generasi Ulama
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Ketua Komisi II DPRK Pidie Jaya dari Partai PAS Aceh, Azrizal Syahputra, kembali menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap dunia pendidikan agama. Tak sekadar dalam bentuk wacana, Azrizal menyalurkan bantuan kitab-kitab penting kepada Tgk Munawir, asal Gampong Tijien Daboh, Kecamatan Ulim, yang kini menimba ilmu di Dayah Madinatuddiniyah Babussalam Blang Blahdeh, Sabtu (24/5).
Tgk Munawir merupakan salah satu santri yang memiliki tekad kuat untuk memperdalam ilmu syar’i. Dalam semangat menuntut ilmu, ia berhajat memiliki sejumlah kitab Tuhfah sebagai bekal mengikuti pengajian bersama ulama kharismatik Aceh, Abu Mudi Samalanga. Niat yang telah ia simpan sejak Ramadan lalu baru terealisasi kini, setelah Azrizal dengan kepekaan sosialnya, ikut membantu memenuhi hajat tersebut.
Adapun kitab-kitab yang diberikan Azrizal tidak hanya satu atau dua, melainkan rangkaian karya ulama besar yang menjadi rujukan utama dalam berbagai disiplin ilmu keislaman. Di antaranya: Tuhfatul Muhtaj (13 jilid), Syarah Sabban, Kafrawi, Jami’ al-Jawami’, Abi Naja, Daqaiqul Akhbar, Kifayatul Awam, Baiquni, Akhlak Lil Banin, Ahmad Shawi (Tafsir al-Bayan), Kailani, Arbain Nawawi, Khulashah Nurul Yaqin, Juz ‘Amma, serta kitab Pelajaran Tauhid yang menjadi fondasi awal dalam memahami akidah ahlussunnah wal jama’ah.
“Bantuan ini adalah bentuk cinta kami terhadap ilmu dan para pencarinya. Semoga ini menjadi amal jariyah dan memperkuat semangat santri dalam menuntut ilmu syar’i,” ungkap Azrizal. Ia menambahkan, bahwa mendukung santri bukan sekadar memberi kitab, tapi menguatkan harapan dan masa depan umat.
Tak hanya itu, Azrizal turut menitipkan amanah kepada Tgk Munawir agar kitab-kitab tersebut dapat dimanfaatkan secara luas. “Kitab-kitab itu saya amanahkan kepada Tgk Munawir untuk dibagikan kepada santri lain yang membutuhkan. Ilmu tidak boleh berhenti di satu tangan, tapi harus terus mengalir dan memberi manfaat,” ucapnya.
Dikenal sebagai pribadi yang dermawan dan dekat dengan kalangan dayah, Azrizal juga rutin menghadiri pengajian mingguan bersama Abu Mudi Samalanga. Baginya, seorang pemimpin harus terlebih dahulu menundukkan hati di hadapan ilmu dan ulama, sebelum berbicara tentang membangun negeri.
Langkah Azrizal ini kembali menjadi teladan bagaimana wakil rakyat dapat menjadi jembatan antara kebutuhan umat dengan keberkahan amal. Ia tidak hanya menjabat, tetapi juga benar-benar mengabdi, sebagaimana teladan para pemimpin Islam terdahulu yang memuliakan ilmu dan penuntutnya. (**)