Tiga Kandidat Ketua PMI Telah Mendaftar, Siapa Penjaga Kemanusiaan Pidie Jaya?
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Musyawarah Kabupaten (Muskab) IV Palang Merah Indonesia (PMI) Pidie Jaya mulai memanas. Pada hari pertama pembukaan pendaftaran calon Ketua, Rabu, 3 Juli 2025, tercatat sudah tiga kandidat resmi mengajukan diri untuk memimpin organisasi kemanusiaan ini lima tahun ke depan. Ketua Panitia Pelaksana, Samsul Bahri, menyampaikan bahwa pendaftaran akan berlangsung hingga Sabtu, 5 Juli 2025, di Markas PMI Pidie Jaya, Meureudu.
Salah satu nama yang langsung menyedot perhatian publik adalah Irwan Scocolatte, pengusaha coklat asal Pidie Jaya yang sukses menembus pasar internasional. Namun, bukan semata-mata karena bisnisnya, Irwan dikenal luas karena kiprah sosialnya yang senyap namun nyata. Ia kerap turun langsung ke lapangan saat bencana datang, memberi bantuan tanpa sorotan kamera, hadir tanpa pamrih.
Dua kandidat lainnya adalah M. Daud dan Muhammad Rissan, sosok-sosok yang telah lama menjadi tulang punggung kegiatan relawan di Pidie Jaya. Keduanya berasal dari latar belakang kerelawanan yang kuat. Meski jarang tampil di publik, komitmen mereka dalam menjalankan misi kemanusiaan tak diragukan lagi. Ketiganya hadir membawa harapan baru bagi arah gerak PMI ke depan.
Menariknya, masih ada satu nama yang belum mendaftar namun digadang-gadang sebagai “kuda hitam” dalam bursa calon ketua. Sosok ini bukan orang asing di lingkungan PMI. Ia tumbuh besar dalam dunia kerelawanan, memahami secara mendalam kerja-kerja kemanusiaan, mulai dari logistik bencana, pemetaan risiko, hingga strategi tanggap darurat.
“Dia mungkin jarang muncul di media, tapi dia selalu ada saat situasi kritis. Sosok seperti inilah yang dibutuhkan PMI, pekerja senyap yang tangguh di garis depan,” ungkap seorang relawan senior kepada media. Jika benar mendaftar di hari terakhir, kehadirannya akan memperkuat dinamika Muskab dan memberi warna tersendiri dalam kontestasi kepemimpinan ini.
Siapa pun yang akhirnya terpilih, masyarakat berharap PMI Pidie Jaya tidak hanya menjadi simbol kelembagaan, tetapi tampil sebagai garda terdepan dalam kerja-kerja kemanusiaan. Muskab kali ini bukan sekadar memilih ketua, tapi menyaring jiwa pengabdian yang siap hadir saat bencana datang tanpa aba-aba. (**)