15 September 2025
Opini

Saat Lonceng Sekolah Berbunyi: Saatnya Orang Tua Turut Mendidik Hati Anak

Oleh: Khazinat, S.Pd
Guru Bahasa Inggris di SMP Kemala Bhayangkari 1 Banda Aceh

OPINI - Tahun ajaran baru telah dimulai. Seragam disetrika rapi, sepatu baru dibeli, dan tas punggung anak-anak kembali diisi buku pelajaran. Di tengah euforia kembalinya suasana sekolah, ada satu peran yang tak boleh tertinggal: peran orang tua sebagai pembentuk karakter anak.

Sekolah memang tempat belajar, tetapi rumah adalah madrasah pertama. Di sanalah anak belajar nilai, etika, dan cara memandang dunia. Ketika anak beranjak ke bangku sekolah, ia bukan hanya membawa bekal ilmu dari guru, tetapi juga karakter yang terbentuk dari rumah.

1. Karakter Dibentuk, Bukan Diberi

Anak-anak tak serta-merta “menjadi baik” hanya karena masuk sekolah. Mereka belajar dengan meniru. Maka, bagaimana sikap orang tua di rumah akan sangat berpengaruh pada perilaku anak di sekolah. Apakah dia menjadi pribadi yang sopan, jujur, tangguh, atau justru sebaliknya.

2. Jalin Komunikasi dengan Guru

Pendidikan karakter tidak bisa berjalan satu arah. Orang tua perlu menjalin komunikasi aktif dengan guru. Bukan sekadar menanyakan nilai, tetapi juga perilaku anak, pergaulan, serta minat dan bakat yang mulai tampak.

3. Tanamkan Nilai, Bukan Sekadar Prestasi

Tahun ajaran baru seringkali jadi ajang target: ranking sekian, juara lomba ini-itu. Namun, alangkah baiknya jika orang tua juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, dan rasa empati. Karena kelak, dunia lebih membutuhkan manusia berkarakter, bukan sekadar siswa juara.

4. Beri Dukungan Emosional

Adaptasi di awal tahun ajaran bisa membuat anak stres. Jadwal baru, lingkungan baru, bahkan teman baru. Orang tua harus hadir sebagai tempat pulang paling nyaman. Dengarkan cerita mereka, jangan buru-buru menghakimi, dan dampingilah dengan empati.

5. Jadilah Role Model

Anak-anak menyerap bukan dari nasihat, tetapi dari teladan. Jika kita ingin anak-anak jujur, kita pun harus jujur. Jika kita ingin mereka berani, kita pun harus mengajarkan keberanian melalui tindakan.

Tahun ajaran baru adalah awal yang segar, bukan hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi orang tua untuk kembali mengevaluasi diri. Sebab pendidikan karakter tak bisa hanya dibebankan pada guru. Ia dimulai dari rumah, dari hati yang hangat, dan dari orang tua yang hadir bukan hanya secara fisik, tapi juga batin.

Mari kita jadikan tahun ajaran ini bukan sekadar ajang mengejar angka di rapor, tapi momentum membentuk manusia yang utuh: cerdas akal, kuat mental, dan mulia akhlak.